Kakek saya Rusdi Safar, umur 80 tahun, lahir 1940, adalah seorang inspirasi bagiku. Ia melakukan segalanya dengan teliti dan memakai logika. Maka dari itulah aku jadikan dia sebagai inspirasi. Ini kisahnya
Pada 1940 saat indonesia balum merdeka, Bukittinggi, kakekku menghidupi masa kecilnya. Walaupun sulit hidup di masa itu, ia tetap teguh. Kakek saya tinggal bersama keluarga yang bisa dibilang kurang tercukupi. Setiap hari, ia menghemat demi hidup. Masa sekolah, ia belajar berteman dan cara menghadapi stres. Ia melalui masa tersebut dengan santai, tanpa lelah. Kakek saya saya jadikan inspirasi untuk menghandle stres yang berlebihan. Masuk ke dunia perkuliahan, Ia mulai merasa bingung, mana jurusan yang akan dipilih. Wajar, Ia berasal dari pedalaman, tidak terlalu terbiasa. Akhirnya Ia memutuskan untuk masuk ke Teknik Industri. Ia menjalani kuliahnya dengan wajar, tidak ada yang spesial.
Masuk ke kehidupan kerja, tahun 1969, Ia mulai mencari kerja. Dia belajar membaca cepat melalui koran. Akhirnya Ia menemukan tawaran kerja di Sucofindo, badan pemeriksa barang. Ia mulai senang bekerja karena membuat orangtuanya senang. Ia terus bekerja sampai bertemu dengan nenek saya. Ia lalu melamar dan menikahi Dia. Ia pun mempunyai anak yaitu Ibu saya. Saya merasa beruntung mempunyai Kakek seperti Dia.
Lanjut ke masa pensiun, Ia menyaksikan putrinya menikah. Ia merasa senang. Beberapa waktu kemudian, Ia mulai merasa sakit, dan berkonsultasi ke dokter. Dokter bilang Ia harus istirahat. Tetapi, penyakitnya makin parah, dan dicek lagi ke dokter. Ternyata Ia mengidap penyakit stroke. Ia dan istrinya terkejut. Tapi ia tidak menyerah dan berusaha untuk hidup.................…………………………………………………………………………