Pada suatu hari, ada sebuah keluarga buaya yang terdiri dari 4 anggota keluarga. Ibu dan Bapak Buaya mempunyai 2 anak, yaitu Buayo dan Buayi. Buayo adalah buaya yang senang membantu orangtuanya, dan dekat dengan orangtuanya. Buayo sejak kecil sudah menjadi anak emas kedua orangtuanya. Sedangkan Buayi adalah buaya yang nakal dan suka iseng. Teman-temannya dibuat kesal olehnya. Ia tidak suka mematuhi orangtuanya. Bapak dan Ibu Buaya pun kesal dan berusaha membuat Buayi lebih baik.
Beberapa hari kemudian, Buayo dan Buayi pergi ke sungai untuk belajar menangkap mangsa bersama orangtuanya. Bapak Buaya mulai mengajarkan cara menangkap mangsa kepada kedua anaknya. Buayo menangkap penjelasannya dengan jelas dan mengerti. Buayi berpikir, "Ah, masa cara menangkap mangsa aja harus diajarkan, kan kita sudah punya tampang dan gigi yang pas buat memangsa. Ah malas."
Bapak Buaya mulai menyuruh mereka berdua mencoba memangsa ikan-ikan yang berada di sungai, mulai dari Buayo. Buayo melangkah dari tempat mereka berdiri, dan melangkah ke tempat ikannya berada. Buayo menghindari batu-batu besar dan selalu menyelinap di bawah air, seperti apa yang Bapak Buaya ajarkan. Buayo mendekati ikan-ikannya, dan "PLAK!", ikannya tertangkap oleh Buayo dan Bapak Buaya memuji Buayo karena melakukannya dengan benar.
Sekarang adalah giliran Buayi. Buayi dengan percaya dirinya, melangkah ke tempat ikan-ikan berada. Bapak Buaya berkata, "Hati-hati, atau kamu akan tersandung batu licin tersebut!" Buayi tidak mendengarkan. Ia terus melangkah ke arah ikan-ikan tersebut, dan "PETOK!" Ia tersandung batu licin yang sudah diperingatkan Bapak Buaya. Buayi terjatuh dan terbawa arus sungai yang menghanyutkan, sambil berteriak, "TOLONG! TOLONG!" Buayo berusaha untuk menolong saudaranya, tetapi Buayo ikut terbawa arus. Bapak Buaya pun resah dan berusaha menolong mereka berdua, tapi terlambat, keduanya sudah terbawa jauh melampaui jangkauan Bapak Buaya.
Beberapa saat kemudian, Buayo dan Buayi melewati arus sungai yang tenang. Buayo membangunkan Buayi dan menyadarkannya betapa Ia membahayakan hidup keduanya. Buayi terbangun dan mencari pertolongan di sekitar pinggir sungai, dan terlihat sosok yang sedang duduk di pinggir sungai. Buayo berkata, "Halo? Ada yang bisa membantu kami?" Sosok kura- kura tersebut menghampiri mereka dan berkata, "Ayolah, masuk ke dalam, sudah malam ini". Mereka mengikuti Kura-Kura ke dalam rumahnya yang kecil dan nyaman.
Kura-Kura berkata, "Apa gerangan yang membuat kalian berdua ke sini?". Mereka terdiam dan melirik satu sama lain. "Ini semua salahku" kata Buayi. "Aku tidak mendengarkan kata-kata orang yang lebih berpengalaman dari aku, dan aku sok tahu" Lanjut Buayi. Buayo berkata, "Harusnya ini salahku, aku tidak memperhatikan saudaraku yang terbawa arus sungai" Kura-Kura melanjutkan, "Tidak ada dari kalian yang salah untuk kejadian ini, kalian berdua sudah berusaha yang terbaik. Kalian bisa mencari tahu masalahnya dengan cepat. Kalian pasti sudah melakukan yang terbaik. Lagipula tidak perlu juga menyesal atas kesalahan yang dulu." Buayo dan Buayi merasa lebih senang. "Ayo, sudah larut, mari istirahat di sini, besok kalian akan saya jemput ke rumah kalian." Tambah Kura-Kura selagi mengajak mereka ke kamar tamu.
Keesokan hari, Kura-Kura membangunkan kedua bersaudara ke luar rumah. Mereka berdua baru sadar betapa indahnya lingkungan rumah si Kura-Kura, terdapat sungai yang indah, pohon yang rindang, dan hewan-hewan indah yang berkeliaran. Buayo dan Buayi merasa ingin tinggal di sini lebih lama, tetapi Kura-Kura tetap mengajak mereka, khawatir orangtua dua bersaudara cemas. Mereka berdua berjalan dengan rasa rindu, dan melihat muka Kura-Kura sekali-kali.
Setelah sekian lama, keduanya telah sampai di rumahnya. Orangtuanya cemas dan langsung mendatanginya saat mereka melihat keduanya. "Kamu tidak apa-apa nak?" Tanya Ibu Buaya. PAda akhirnya, mereka bersatu kembali dan tinggal bersama selamanya dan tidak mengulangi kesalahan amsing-masing kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar